Sejarah Prodi

Meskipun tindakan bedah toraks, kardiak dan vaskular sudah dilakukan sejak 1945, pendidikan ilmu bedah toraks kardiak dan vaskular (BTKV) masih memerlukan waktu beberapa tahun kedepannya. Diawali dengan pelatihan pascalulusan spesialis bedah yang berpusat di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, progam pendidikan ini dibuka bagi dokter spesialis bedah yang berminat memperdalami ilmu BTKV. Program tersebut diikuti oleh beberapa spesialis bedah dari berbagai daerah. 

Dengan berdirinya RS Jantung Harapan Kita yang mulai beroperasi di tahun 1985, dan semasa kepemimpinan dr Soerarso Hardjowasito, dibantu oleh dr. Ismid Busro dan dr. Kukuh Basuki Rahmat, dengan tim bedah jantung yang terdiri dari dr. Tarmizi Hakim, dr. Hafil Abdulgani, dr. Maizul Anwar, dr. Jusuf Rachmat, dan dr. Sumanto, bedah jantung di RS Jantung Harapan Kita berkembang dengan pesat.

Seiring dengan perkembangan bedah jantung di RS Jantung Harapan Kita dan perkembangan bedah toraks di RS Persahabatan dikembangkan pula pelayanan bedah toraks kardiak dan vaskular di kota-kota lain yaitu Medan, Padang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Makassar, Bali dan Manado dengan membentuk tim bedah toraks kardiak dan vaskular di rumah sakit-rumah sakit setempat, serta mendidik dokter spesialis bedah setempat untuk menjadi konsultan bedah toraks kardiovaskular. 

Pada tahun 1991, program pendidikan ilmu BTKV yang berbasis pelatihan, diambil alih oleh kolegium HBTKVI, dengan kurikulum berupa dua tahun pendidikan yang berpusat di RSCM, RS Persahabatan dan RS Jantung Harapan Kita serta dikepalai oleh dr. Sumanto sebagai Ketua Program Studi (KPS)

Pada pertemuan HBTKV di Bandung pada tahun 1999, diputuskan bahwa mulai tahun 2000 pendidikan bedah toraks kardiak dan vaskular dibuka untuk dokter umum dengan lama pendidikan total 10 semester, yaitu empat semester bedah dasar dan enam semester bedah toraks kardiak dan vaskular. Namun program studi tidak menutup peserta yang berstatus spesialis bedah, dengan ketentuan yang diperhitungkan hanya bedah dasarnya saja, sehingga kurikulum bedah lanjut yang dijalani sama dengan peserta dari dokter umum. Pada saat itu, telah dihasilkan 28 orang SpBTKV, yang semuanya berasal dari dokter Spesialis Bedah, dengan perincian; 24 orang lulusan program studi FK Universitas Indonesia Jakarta, dan empat orang lulusan program studi FK Universitas Airlangga Surabaya. 

Pada tahun 2003 berdasarkan SK Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia no 61/SK/MKKl/2003 tanggal 30 April 2003 dan Forum Dekan Fakultas Kedokteran Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis no 3472/FD.PPDS/SK/2003 tanggal 12 Juni 2003 pendidikan spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular secara resmi di akui di Universitas Indonesia dan di Universitas Airlangga.

Program studi BTKV di FKUI  diakui keberadaannya pada tgl 19 Februari tahun 2009, berdasarkan SK Rektor Universitas Indonesia no 131/SK/R/2009, setelah perjuangan yang dipimpin oleh dr. Kukuh Basuki Rahmat yang saat itu menjabat sebagai ketua program studi. Setelah diresmikan sebagai program studi resmi di bawah FKUI, program studi BTKV terus berkembang dan berkarya dalam menghasilkan dokter spesialis ilmu BTKV yang kompeten, di bawah pimpinan dr. Tarmizi Hakim sebagai penerus dr. Kukuh sebagai ketua program studi, dilanjutkan oleh dr. Jusuf Rachmat, dan kemudian dr. Pribadi W. Busro selaku ketua program studi BTKV saat ini. 

Profil Prodi

Prodi Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular (BTKV) FKUI-RSCM senantiasa berusaha untuk meningkatkan lulusan yang memiliki keterampilan, profesionalisme, dan mampu mengembangkan diri dalam hal ilmu dan pengelolaan penyakit dan kelainan di bidang Toraks, Kardiak, dan Vaskular sehingga dapat fokus dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian.

Suasana penelitian di Prodi BTKV selalu berusaha ditingkatkan, sehingga dapat memacu kegiatan penelitian yang terus menerus, bermanfaat dan unggulan melalui peningkatan pengadaan fasilitas penelitian, kualitas sumber daya manusia dalam bidang pengetahuan dan keterampilan meneliti. 

Untuk menghasilkan academic surgeon, program pendidikan (akademik) dan pelatihan (profesi) menjadi pola yang diterapkan pada Program Studi BTKV FKUI. Pendidikan, secara mendasar tidak hanya mencakup keilmuan di bidang bedah semata, namun lebih ke hulu. Peserta didik dibentuk agar memiliki pola pikir sebagaimana seorang akademisi dalam bertindak melalui penerapan sistematika metodologi penelitian dalam menghadapi masalah dan bertindak berdasarkan bukti ilmiah tertinggi. 

Beberapa nilai tambah yang dimiliki program studi ini terkait dengan kasus–kasus sulit, lanjut, dan rujukan tersier di RS dr Cipto Mangunkusumo, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RSUP Persahabatan, RSPAD Gatot Subroto sebagai rumah sakit umum pusat rujukan nasional dengan sistem jaminan kesehatan yang tertata baik. Berbagai prosedur bedah yang merupakan layanan unggulan divisi bedah yang tidak dijumpai di rumah sakit pendidikan lain merupakan pemaparan dan pengalaman sangat penting dalam pendidikan.

Prodi Prodi Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular (BTKV) saat ini diketuai oleh Dr. dr. Pribadi W. Busro, Sp.BTKV(K)-P

Sub Divisi Prodi BTKV

  1. Sub-Divisi Ilmu Bedah Toraks
  2. Sub-Divisi Ilmu Bedah Jantung Dewasa
  3. Sub-Divisi Ilmu Bedah Jantung Pediatik
  4. Sub-Divisi Ilmu Bedah Vaskular dan Endovaskular

Visi

Menyelenggarakan Pendidikan yang istimewa dalam bidang ilmu Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular melalui Academic Health System.

Misi

  1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan profesi ilmu Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular terbaik, berbasis riset dan bertaraf internasional
  2. Terwujudnya Academic Health System terintegrasi antara FKUI, RSUPN Cipto Mangunkusumo, Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, RSUP Persahabatan, dan rumah sakit pendidikan lainnya.
  3. Melaksanakan penelitian bidang ilmu Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular bertaraf internasional, lintas disiplin untuk mengantisipasi masalah Kesehatan di masa depan.
  4. Berperan aktif membantu pemerintah dalam menghasilkan tenaga ahli di bidang Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular..
  5. Terwujudnya manajemen program studi yang professional dan manajemen keuangan yang handal.

Indeks kinerja umum

Kinerja program studi ilmu bedah mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi (SNPT) meliputi tiga standar, yaitu standar nasional pendidikan, standar nasional penelitian, dan standar nasional pengabdian masyarakat (tridharma perguruan tinggi).

Indeks kinerja khusus 

Dalam menyelenggarakan pendidikan ilmu Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular , beberapa standar yang menjadi acuan dalam peneyelenggaraan program studi dokter – khususnya dokter spesialis – sesuai ketentuan pemerintah. 

Pengelolaan

Program studi ilmu Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular dipimpin oleh Ketua Program Studi berdasarkan surat ketetapan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Figur dengan dedikasi pada bidang pendidikan berlatar belakang pendidikan terakhir Doktor bidang kedokteran yang aktif dalam pelayanan, pendidikan, penelitian dengan beberapa publikasi nasional dan internasional serta aktif menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat.

Struktur Prodi

Dalam menjalankan kegiatan, ketua dibantu sekretaris program studi yang berdedikasi pada pelayanan, pendidikan, aktif dalam penelitian dengan beberapa publikasi nasional dan internasional serta kegiatan pengabdian masyarakat. Beberapa penanggung jawab (PJ) lahan pendidikan  berdedikasi dalam kegiatan tridharma membantu ketua program studi di masing–masing lahan pendidikan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pendidikan secara optimal.

Dosen

Pendidik (tenaga dosen) merupakan para pakar di bidang bedah toraks kardiak dan vaskular yang terdiri dari dua puluh staf dengan tiga belas staf bertindak sebagai dosen inti (home base). Staf yang merupakan aset departemen sebagian besar berinduk Kementerian Kesehatan dan sebagian berinduk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebanyak enam staf merupakan dosen yang telah tersertifikasi, dengan jabatan fungsional sebagai lektor. Sebagian besar staf merupakan konsultan di bidang kepakaran dan enam staf berpendidikan doktor yang berperan penting dalam penjaminan mutu akademik, khususnya di bidang penelitian. Seluruh staf merupakan anggota perhimpunan profesi baik nasional maupun internasional yang berdedikasi dalam kegiatan tridharma. Beberapa merupakan tokoh nasional yang aktif berperan pada kemajuan ilmu Bedah, Toraks, Kardiak, dan Vaskular di Indonesia. Beberapa staf aktif melakukan publikasi hasil penelitiannya di jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi, dan beberapa staf menghasilkan hak kekayaan intelektual. 

Tenaga kependidikan

Dua tenaga kependidikan berdedikasi yang secara langsung berperan pada kegiatan prodi merupakan sarjana muda. Dua tenaga kependidikan sangat berperan penting pada terselenggaranya kegiatan di program studi dan departemen klinik ilmu Bedah, Toraks, Kardiak, dan Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kurikulum (Silabus/Kurikulum)

Kurikulum disusun berdasarkan silabus pendidikan spesialis bedah toraks kardiak dan vaskular yang ditentukan oleh Himpunan Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia yang disahkan oleh Rektor Universitas Indonesia. Kurikulum ini diterjemahkan ke dalam buku rancangan pengajaran (BRP) dalam ranah akademik. Dalam ranah profesi, pencapaian kompetensi dijabarkan dalam bentuk modul dari Himpunan Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia yang harus dipenuhi selama masa pendidikan ilmu Bedah, Toraks, Kardiak, dan Vaskular di Indonesia. Terdapat seratus tujuh puluh satuan kredit semester yang diambil di rumah sakit pendidikan utama maupun rumah sakit jejaring.

Sarana/Prasarana Untuk Proses Pendidikan

Sarana yang disediakan bagi peserta didik program studi Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular (BTKV) antara lain berupa ruang auditorium yang terletak di Gedung A yang dapat digunakan sebagai ruang kuliah, tempat melaksanakan laporan jaga, serta tempat kegiatan pertemuan ilmiah. Pusat Pendidikan prodi BTKV juga dilengkapi dengan fasilitas hotspot berupa hotspot UI dan hotspot RSCM. Fasilitas ini sangat bermanfaat bagi para peserta didik, terlebih di saat pandemic dimana Sebagian besar kegiatan ilmiah dilakukan secara daring. Upaya lain dalam mengakomodasi proses pembelajaran di masa pandemik, FKUI telah meluncurkan fasilitas perpustakaan online yang dapat diakses melalui website perpustakaan.fkui.ac.id. Dalam mengasah ketrampilan, prodi BTKV rutin melaksanakan surgical skill lab, baik berupa dry lab dengan menggunakan manekin dan alat peragaan, serta wet lab dengan menggunakan hewan. 

Rumah Sakit Pendidikan 

Program studi Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular berpusat di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan RS Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).  Sebagai pusat rujukan nasional, RSCM merupakan tempat yang tepat bagi peserta didik untuk memaparkan diri terhadap berbagai variasi kasus terkait ilmu bedah toraks, kardiak, maupun vaskular. Ini ditunjang dengan adanya Instalasi Bedah Pusat (IBP) serta Pusat Jantung Terpadu (PJT). Dalam upaya meningkatkan kompetensi serta pemaparan terhadap berbagai kasus BTKV, FKUI juga bekerjasama dengan beberapa  rumah sakit jejaring, baik di Jakarta maupun di luar Jakarta, antara lain RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Umum Pusat Persahabatan, RS Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, RSUD Koja, RSUD Dr. Soetomo di Surabaya, serta RSUP Sanglah di Denpasar.

Wahana Pendidikan

Wahana Pendidikan prodi Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular berfokus pada pemaparan terhadapap variasi kasus, mulai dari kasus sederhan sampai kasus dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Proses Pendidikan tidak hanya terpusat pada pengasahan ketrampilan bedah di ruang operasi, tetapi juga disokong oleh penanganan pasien di Instalasi Rawat Jalan, pengananan kasus gawat darurat bedah di Instalasi Gawat Darurat, serta perawatan pasien pasca tindakan di ICU, baik dewasa maupun peditarik, serta di Instalasi Rawat Inap. Bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit yang berperan sebagai pusat rujukan dalam tingkat daerah dan nasional, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar dari kasus-kasus yang membutuhkan penanganan di bidang BTKV dengan kompleksitas yang sulit. Proses ini diharapkan dapat mempersiapkan para peserta didik untuk menjadi dokter sspesialis BTKV yang kompeten dan mandiri. 

Prosedur Dan Syarat Penerimaan

Prosedur Penerimaan Peserta Program Studi BTKV FKUI

  1. Peserta membuat akun dan mendaftarkan diri di website: penerimaan.ui.ac.id
  2. Peserta mendapatkan kartu ujian 
  3. Peserta mengikuti psikotes yang di selenggarakan oleh FKUI
  4. Peserta mengikuti ujian saringan masuk FKUI (SIMAK UI)
  5. Peserta mengikuti Ujian Prodi BTKV FKUI yang terdiri dari Ujian Tulis dan Praktikum
  6. Peserta mengikuti Ujian Wawancara Prodi BTKV FKUI
  7. Pengumuman hasil Ujian Penerimaan Peserta Program Studi BTKV FKUI melalui website : penerimaan.ui.ac.id 

Persyaratan Penerimaan Peserta Program Studi BTKV FKUI

  1. Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku
  2. Ijazah dan Transkrip nilai Sarjana Kedokteran dan Dokter (legalisir Ijazah Resmi)
  3. IPK minimal 2.75
  4. Pengalaman Klinis (diutamakan sesuai ketentuan dan kebutuhan)
  5. Bukti Kelulusan UKDI/UKMPPD (memiliki bukti kelulusan ujian kompetensi)
  6. Terdaftar sebagai peserta asuransi kesehatan (memiliki asuransi kesehatan yang aktif dan dapat di gunakan selama pendidikan)
  7. Hasil tes TOEFL (LB UI atau LIA Pramuka) dengan nilai minimal 500
  8. Riwayat Hidup ( Curriculum Vitae)
  9. Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani dari RS Pemerintah
  10. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
  11. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  12. Hasil Uji Kompetensi OSCE
  13. Pas foto 4×6 dengan latar belakang merah 1 Lembar
  14. Surat Keterangan Selesai Internship
  15. Sertifikat – sertifikat Simposium atau Pelatihan
  16. Surat Rekomendasi dari institusi pengirim atau pemerintah daerah yang menjamin tempat kerja setelah menyelesaikan pendidikan SpBTKV (Jika ada, tidak harus ada)
  17. Riwayat pernah mendaftar pada program studi lain ( Sebutkan nama program studi, Universitas, dan Tahun mendaftar)
  18. Hasil pemeriksaan HBsAg

Proses Pendidikan

Dalam program studi Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular (BTKV) terdapat sepuluh semester yang akan dijalani dan terbagi dalam tiga tahapan besar, yaitu tahap dasar, tahap madya dan tahap utama.

Tahapan pertama, yaitu tahap dasar berlangsung selama tiga semester. Semester pertama diisi oleh materi magister kedokteran yang kemudian dilanjutkan dengan semester klinik. Semester kedua dengan kurikulum BTKV dasar terdiri atas bedah jantung dewasa, bedah jantung pediatrik, bedah vaskular dan bedah toraks masing – masing selama dua bulan yang akan dilakukan secara rotasi di rumah sakit – rumah sakit pendidikan.

Di semester ketiga, dilanjutkan dengan program yang sudah mulai mencakup ilmu dan keterampilan bedah dasar. Dengan berakhirnya semester bedah dasar, pendidikan dilanjutkan menjadi tahap madya. Tahap madya terdiri atas 4 semester rotasi bergilir antara stase bedah jantung dewasa, bedah jantung anak dan bedah toraks lanjutan.

Selain itu, terdapat rotasi bedah vaskular yang mencakup pendidikan di rumah sakit pendidikan utama dan rumah sakit jejaring di luar. Tahap terakhir yaitu tahap utama terdiri atas rotasi tahap akhir dan beberapa modul lainnya yang terdiri atas 3 semester yang menitikberatkan pada aspek kemandirian, keterampila, managerial dan penelitian. Pada tahap ini pula terdapat tiga bulan yang akan dialokasikan untuk pengembangan profesi dan kompetensi serta persiapan ujian nasional.

Proses pendidikan akan berlangsung di beberapa fasilitas kesehatan yaitu RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSPJN Harapan Kita, RSUP Persahabatan, RSPAD Gatot Subroto, RS Fatmawati dan beberapa rumah sakit jejaring lainnya. 

Secara keseluruhan peserta pendidikan prodi BTKV akan menjalani 170 SKS yang harus diselesaikan dalam 10 semester dan maksimal 15 semester. Selama menjalani proses pendidikan, keseluruhan materi akan dibawakan dengan beberapa metode pembelajaran yaitu 

  • Kuliah interaktif
  • Diskusi kasus 
  • Bedside teaching dan ronde rumah sakit
  • Ruang rawat atau poli
  • Journal reading dan overview topik
  • Jaga malam dan laporan jaga
  • Skill Lab¸ yang terdiri atas live wet lab, cadaver lab, workshop VATS, Basic Cardiac Surgery Skill (BCSS)

Proses Evaluasi Pendidikan

Keseluruhan proses diatas akan dievaluasi dan disupervisi langsung oleh konsulen prodi BTKV dengan tiap metode memiliki alur supervisi tersendiri. Pada umumnya supervisi dilakukan mulai dari setiap hari sampai beberapa metode tertentu disupervisi selama 1 – 2 bulan sekali.

Penilaian

Evaluasi hasil pendidikan meliputi: Pengetahuan (kognitif), Keterampilan (psikomotor), dan sikap peserta dalam melakukan tugas sehari-hari (afektif). Cara evaluasi dapat berupa ujian lisan dan tulisan. Praktek operasi, pengamatan kegiatan sehari-hari yang ditulis dalam “log book”, dan analisis tingkah laku. Kegiatan evaluasi peserta yaitu:

  1. Evaluasi rutin: dilakukan oleh kps, sps, dan ketua lahan pada setiap akhir stase, untuk mengetahui apakah tujuan terhadap pendidikan tersebut telah tercapai dan apakah peserta dapat melanjutkan ketahapan berikutnya; 
  2. Evaluasi interim, dilakukan oleh kolegium pada: a) PPDS akhir semester VI, berupa ujian objective structured clinical examination (OSCE), b) PPDS akhir semester VIII, berupa ujian kognitif; 
  3. Evaluasi akhir: dilakukan pada akhir masa pendidikan dengan syarat semua proses pendidikan telah selesai dijalani dengan hasil lulus, berupa: a) Ujian lokal berupa ujian tertulis, b) Ujian board nasional oleh kolegium; (4) Evaluasi kompetensi umum peserta didik dinilai menggunakan lembar penilaian 360 , dilakukan sekali setiap stase (3 bulan).

Penelitian

Kegiatan penelitian peserta didik diselenggarakan sesuai regulasi penelitian di departemen klinik ilmu bedah divisi Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular melibatkan staf pembimbing, penyusunan dan pengujian proposal oleh tim metodologi yang tergabung dalam kelompok kerja penelitian, penyusunan hasil dan pengujian, dan diwajibkan memublikasi hasil penelitiannya. Terdapat dua bentuk karya ilmiah selama masa pendidikan, satu karya di tahap bedah dasar, dan satu karya di tahap bedah torkas kardiovaskular lanjut yang merupakan tesis peserta didik bersangkutan.

Berbagai karya penelitian dilakukan dan telah dipublikasi pada jurnal nasional maupun Internasional telah dicapai oleh staf maupun peserta didik Program studi Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular. Secara aktif, prodi BTKV melakukan pembaharuan sesuai dengan penelitian-penelitian terbaru.

Pengabdian Masyarakat

Dalam hal pengabdian masyarakat, di beberapa rumah sakit seperti RS Persahabatan, ada kegiatan penyuluhan mingguan dimana staf BTKV juga banyak terlibat disana. Begitu juga dengan kegiatan masyarakat lainnya diluar rumah sakit juga semakin sering dilakukan. Hal yang juga hampir setiap bulan dilakukan dalam bidang pengabdian masyarakat adalah kegiatan join dan supervisi operasi bedah jantung di luar Jakarta, sebagai upaya untuk membangun dan meningkatkan pelayanan bedah jantung yang merata di Indonesia. 

Keluaran

Lulusan BTKV FK UI tersebar di berbagai rumah sakit di Indonesia, baik di rumah sakit pemerintah, militer atau kepolisian dan swasta. Hingga saat ini lulusan BTKV FK UI telah mencapai ratusan alumni dan tersebar di banyak provinsi di Indonesia. Alumni BTKV FK UI menjadi pionir tindakan pembedahan jantung, toraks dan pembuluh darah besar di rumah sakit tempat pengabdian masing – masing.

Partisipasi aktif dari ikatan alumni prodi BTKV FK UI dibuktikan dengan beberapa hal yaitu melalui sumbangan dana, sumbangan jurnal dan buku, keterlibatan dalam program akademik dan non – akademik dan pengembangan pendidikan afiliasi dan satelit.

Manajemen Mutu Akademik FKUI mengikuti pola kerja “Roda Deming”. Roda ini terdiri dari 4 komponen pokok yaitu PLAN (Perencanaan), DO (Pelaksanaan), CHECK (Evaluasi), ACTION (tindakan koreksi). Dengan menjalankan proses ini akan tercapai satu kondisi penyempurnaan mutu secara berkesinambungan (continuous quality improvement).

Karakteristik lulusan yang mewarnai lulusan program studi ilmu bedah toraks, kardiak dan vascular dicerminkan oleh dua hal:

1. Kompetensi inti, terdiri dari:

  • Patient care: mengutamakan kepentingan pasien
  • Surgical knowledge: tata laksana kasus berdasarkan bukti ilmiah
  • Interpersonal skill and communication: bekerjasama dalam tim (multidisiplin)
  • System–based practice: menyesuaikan diri pada lingkungan dan sistem yang diterapkan di tempat kerja
  • Practice based learning and improvement: belajar dari pengalaman dan selalu berupaya memperbaiki diri
  • Profesionalisme: menerapkan kelima konsep di atas dengan epenuh empati dan menjunjung tinggi etik kedoktera

2.Kompetensi di bidang BTKV

Pemantauan pendidikan dilakukan oleh fakultas melalui penilaian staf (dosen) oleh mahasiswa (EDOM) yang dilaksanakan dalam semester (EVISEM) dan tahunan (EVITAH) yang langsung ditindaklanjuti oleh pimpinan fakultas. Penyelanggara dinilai secara internal maupun eksternal. Pada penilaian internal, ketua departemen, guru besar, tim penjamin mutu dan pembimbing akademik melakukan evaluasi, dan beberapa staf ditunjuk pimpinan fakultas memberi penilaian terhadap ketua program studi berdasarkan kinerja. Penilaian Eksternal dilakukan berdasarkan input–proses–keluaran oleh lembaga akreditasi dari pihak universitas (audit internal akademik, AIA) dan Lembaga akreditasi Perguruan Tinggi di bidang kesehatan (LamPTKes).